ASAL MUASAL – Foto bertiga adalah fenomena yang umum terjadi di masyarakat di mana orang-orang cenderung menghindari berfoto dalam jumlah ganjil, seperti tiga orang dalam satu frame. Hal ini terkait dengan berbagai keyakinan dan mitos yang beredar di berbagai budaya di seluruh dunia. Berikut adalah pemahaman lebih lanjut tentang mitos foto bertiga:

baca juga : mitos dan kepercayaan tentang kejatuhan cicak

Simbolisme Budaya

  1. Angka Tiga: Dalam banyak budaya, angka tiga dianggap memiliki konotasi spiritual atau magis. Ini mungkin karena banyaknya penjelmaan tiga, seperti trinitas dalam agama-agama Abrahamik atau konsep tiga dimensi dalam filsafat dan ilmu pengetahuan.

Keyakinan dan Mitos

  1. Sentimen Aneh atau Malang: Beberapa orang percaya bahwa foto bertiga membawa kesialan atau membawa nasib buruk. Ini mungkin karena konsep bahwa “ketiga adalah malang” atau karena keterkaitannya dengan kematian, seperti dalam mitos tentang kematian berkelompok.

Pengaruh Budaya Populer

  1. Film dan Cerita Horor: Banyak film horor atau cerita seram menggunakan konsep foto bertiga sebagai elemen yang menakutkan. Ini mungkin telah memperkuat keyakinan masyarakat tentang keanehan atau kesialan foto bertiga.

Praktik dalam Fotografi

  1. Estetika Fotografi: Terlepas dari keyakinan atau mitos, beberapa fotografer mungkin menghindari berfoto bertiga karena alasan estetika. Mereka mungkin merasa bahwa komposisi foto menjadi tidak seimbang atau kurang estetis jika berisi tiga subjek.

Penggunaan dalam Seni dan Media

  1. Kesadaran Budaya: Mitos foto bertiga sering kali menjadi bahan pembicaraan atau lelucon dalam budaya populer. Hal ini bisa menjadi topik dalam acara televisi, film, atau bahkan iklan yang bertujuan untuk menghibur atau menggoda perhatian.

baca juga : mitos tentang menggunakan baju hijau di pantai selatan fakta atau khayalan

Kesimpulan Mitos Foto Bertiga

Foto bertiga adalah fenomena yang menarik karena menggabungkan simbolisme budaya, keyakinan, dan mitos. Meskipun beberapa orang menghindari berfoto bertiga karena keyakinan atau mitos tertentu, yang lain mungkin melakukannya tanpa memperhatikan hal tersebut. Pada akhirnya, penting untuk diingat bahwa keyakinan ini bervariasi di seluruh masyarakat dan kembali pada individu untuk menentukan apakah mereka mempercayainya atau tidak.